Among The Books

Kasu senang ada yang mengajaknya kenalan. "Salam kenal Runni. Namaku Aoto Kasurugi. Just call me Kasu". Kasu memperkenalkan dirinya sambil tersenyum. "Ehm.. Tadi kamu mau bilang apa? Oh ya, mereka memang pantas untuk dikagumi. menyenangkan juga melihatnya. Sepertinya satu bangunan mempunyai daya tarik tersendiri". Cerocos Kasu pada gadis-pengagum-bangunan itu.

"Eh?ga,td ryne mw tanya nama kamu siapa, tp ryne udh tw, nama kmu kasu,nyari apa disini"tanya ryne pda kazu,kemudian ryne menatap runni,
"hai,namaku ryne renata,"

"Oh.. Begitu... Aku mencari buku tentang biola. Kamu sendiri sedang mencari buku apa?" Kasu balik bertanya setelah gadis bernama Ryne Renata itu berkenalan dengan Runni.

Kyla duduk dan menaruh buku lusuh itu ke meja. Berusaha mencerna apa yang sedang ia baca.
1 detik. 2 detik. 10 detik. 5 menit.
bagus. masih tidak bisa dicerna juga. 1 kalimat pun. bahkan kalimat pembukanya saja tidak bisa ia cerna sama sekali.
apa aku sebegitu bodohnya sampai aku tak bisa mengerti maksud buku ini?? ia berbicara kesal dalam hatinya sendiri. Bodoh. kata itu ia ulangi berkali-kali.
Ditengah kejengkelannya, ia mendengar dari satu pasang telinganya suara-suara yang aneh menurutnya. Ngg, mungkin bukan aneh. asing.
Suara manusia.
jika diperhatikan, ada 1 suara yang tadi dia kenal. suara orang yang tadi menolongnya. Siapa tadi namanya? ooh. Runni.
Kyla menengok kebelakang. terdapat sekitar 3 orang sedang mengobrol. Tidak terlalu keras, tapi cukup mengganggu. akhirnya Kyla bersuara.
"ssstt." ujarnya. berharap mereka mau mengerti.

Kasu terkesiap mendengar suara "ssstt." ke arahnya. Kasu menoleh. Ia melihat seorang gadis yang tampak terganggu. Kasu hanya menundukkan badan, meminta maaf. Kasu baru sadar, ia sedang berada di perpustakaan, bukan taman. Jadi ia tidak berisik.

Kyla meringis. jadi tak enak sendiri melihat salah satu dari yang mengobrol itu jadi meminta maaf. Lalu kyla kembali berkutat dengan buku sialan itu.
"huff" kyla mengeluh pelan. Tak sanggup membaca lagi. Dan ia bermaksud mengembalikan buku itu ke raknya, tempat berdirinya ketiga orang itu.
Setelah mengembalikan buku, ia mendekati mereka. "maaf ya, tadi aku terpaksa menegur kalian, aku sedang frustasi dengan buku ini," katanya dengan suara sangat pelan sambil menunjuk buku yang dimaksudnya.

"Tidak apa." Kata Kasu setengah berbisik. "Malah, kau membuatku sadar ada di perpustakaan. Jadi, tidak mengganggu anak lain" lanjutnya dengan volume yang sama. Kasu menoleh ke anak yang bernama Ryne Renata. "Ryne, nanti lagi ya kita lanjutkan ngobrol soal bangunan. Senang berkenalan Runni. Sekarang aku mau membaca buku tentang saxophone dulu..." bisiknya. Kasu berjalan menuju rak berisi buku2 tentang musik, mengambil buku bertuliskan 'Saxophone', lalu membacanya sambil duduk bersila.

"alloo kyla!! kukira kamu sudah pergi.." kata runni pelan.

"oiia kasu, kamu suka musik iia??" tanya runni ke kasu. lalu ia menghadap ryne.

"senang berkenalan denganmu ryne. kamu senang dengan bangunan ini ya? gaya arsitekturnya memank mengagumkan.." kata runni seraya berdecak kagum namun ia bersuara kecil.
runni pun berjalan ke arah rak-rak berlapis buku-buku. ia mencari buku novel tebal. lalu ia mengambil sebuah buku. hary potter?? aku sudah pernah baca.. tapi apa salah aku baca ulank?,, pikir runni. ia memutuskan mengambil buku itu

"Hmm... Ya... Begitulah.." Gumam Kasu yang sibuk membaca. Jari-jarinya bergerak mempraktekkan bagaimana cara memainkan saxophone. "Cukup suliit...." Kasu meneruskan membaca sambil menggumam2 dan menggaruk kepalanya. Hoo... Ternyata Runni sudah kenal dengan anak yang tadi meng-sssstt-ku itu. Ryne ke sini kok malah belum baca apa2 ya. Aaaah... Mengapa aku jadi penasaran, dasar tukang ingin tahu! Kau harus bisa setidaknya memahami apa yg ada di buku ini cerocos Kasu dalam hati sambil lirik sana-sini. Ia meneruskan membaca buku.

Ryne berjalan menuju rak buku-buku tentang kehdpn masa purba,
ia melihat-meliat judul2 buku yg tertera hmm...
sulit benar mencari buku yg ryne mw itu

runni melihat ryne sedang kebingungan--ah tepatnya bingung memilih-- buku yang mau ia baca. runni menghampirinya,

"hai! knp ryne?? bolle kubantu??" tanya runni dgn suara seperti bisikan. ia menunggu jawaban ryne.

Kasu sangat bersemangat melihat buku tentang cara membuat Mp3 digital. Ia menariknya dan membacanya. Di saat itulah, ia mendengar Runni menawarkan bantuannya ke Ryne. Wah.... Ternyata Runni baik juga ya. puji Kasu dalam hati.

'Eh,ia nh. ryne lg dapat tgs bwt makalah tentang kehidupan manusia purba,eh kalo g slh ingat,pokoknya kyk bgt,tpi ryne bingung nh mw pke buku apa jd referensi''kata ryne kepd runni dgn suara berbisk

Brukk! Terdengar suara buku terjatuh dari kejauhan, diiringi dengan suara seorang anak perempuan yang berkata berulang-ulang, "Maaf, maafkan saya! Saya akan rapikan sekarang juga!"

-----------------------------------------------------------------------------------------
OOT
@iMori: OK, dah kuedit~
sankyu~~ icchan! XD

@Kuro-senpai: Err... Maap nih, Kuro-senpai gak boleh ngendaliin karakter orang. Cukup karakter Kuro-senpai aja^^. Edit yaaa....

---

Kasu melihat anak berseragam SMA bertubuh mungil datang. Kasu hanya mengernyitkan dahi, tidak tertarik. Ia pun kembali konsentrasi pada buku bacaannya. Sesaat kemudian, terdengar suara buku terjatuh. Gadis SMA tadi terdengar meminta maaf namun memecah keheningan perpus. Kasu hanya menengok, menggeleng2kan kepala, lalu kembali membaca.

Gadis itu beringsut di lantai, sambil memunguti buku dan mengutuki dirinya sendiri.
"Uuuh, sebal... kenapa sih aku ceroboh sekali! Bukannya aku ini sudak kelas 3? Aaah, bodoh, bodoh!!"

Dan gerutuannya itu hanya membuatnya dapat teguran lagi dari penjaga perpustakaan. Sekali lagi gadir itu menghela napas panjang dan akhirnya buku-buku itu selesai ia rapikan. Kemudian ia meneruskan kembali pekerjaan yang tadi ditundanya, yaitu mencari buku. Tentu saja kali ini dengan lebih hati-hati.

"Ngg, buku Sejarah Aikido... Aikido..."

Gadis itu menyusuri rak dari ujung ke ujung, lalu melihat sesorang sedang duduk di bangku perpustakaan. Penasaran, ia memiringkan sedikit kepalanya dan melihat judul buku yang sedang dibaca orang itu. Cara Membuat mp3 digital

Aaah, orang ini serius sekali... rasanya ia lebih muda dariku namun sudah bisa baca buku sesulit itu... hebat sekali... pikir Airin. Dia terus saja memandangi orang di depannya itu, tanpa peduli hal itu mengganggu orang yang bersangkutan atau tidak.

---------------------------------------------------------------------------------------
OOT: ups, maaf ya Icchan~ sifat si Airin memang begitu... polos dan kalau sudah tertarik dengan suatu hal nggak bisa melepaskan pandangannya dari objek tersebut~ (namanya juga anak-anak XD )

apa masih ada yang salah~? tolong kasih tau ku~~~

OOT: Ok. Udah bener kok. Thx Kuro-senpai.. N maap jg nih, sifatnya Kasu jg klo konsen gk bakalan mau diganggu^^

---

Kasu agak risi diperhatikan oleh anak-berseragam-SMA-bertubuh-mungil itu. Kasu hanya mendengus. Whatever pikirnya. Oooh... Gitu cara bikinnya... Musti ada program tertentu.... Dan windows media player 9.0... gumam Kasu.

Dia mendengar gadis di depannya bergumam pelan, yang akhirnya membuatnya sadar dari lamunannya. Duuh, gawat! Apa dia merasa terganggu? Aaah, mulai lagi deh kebiasaan jelekku... batinnya. Maka ia buru-buru mengalihkan perhatiannya dengan mencoba mencari buku lagi.

Namun, seakan kecerobohannya belum cukup saja, tanpa sengaja ia tersandung lantai kayu yang sedikit lepas di perpustakaan itu (karena perpustakaannya sudah lumayan tua). Kontan keseimbangannya goyah dan ia terjatuh dengan bunyi 'GUBRAK' yang cukup keras.

"Aduduh, lututku... aduduh, mukaku....."
ia cuma bisa meringis dan meratapi kecerobohannya (atau kesialannya?) lagi, tetap dalam posisi telungkup di lantai.

Lama-lama, Kasu kasihan juga melihat anak-berseragam-SMA-bertubuh-mungil itu. Ia terjatuh. Kesandung kali ya?
Kasu menghampiri anak-berseragam-SMA-bertubuh-mungil itu dan mengulurkan tangan menolong. "Kamu tidak apa-apa?" Tanya Kasu berbisik.

Gadis berambut biru itu mendongak dan mendapati bahwa gadis yang tadinya serius menekuni bukunya, sekarang menghampiri dirinya dan menanyakan keadaannya.

"Err, yah, aku baik-baik saja kok... Terima kasih ya~" ia tersenyum sesaat, lalu begumam pelan, "Maaf ya, dari tadi aku mengganggumu terus..."

Bagaimanapun ia tetap merasa bersalah karena gadis itu jadi tidak bisa berkonsentrasi dengan bukunya.

"Hmm... Tidak apa2 kok..." Jawab Kasu pelan. Ia lalu kembali ke rak tempat ia mengambil buku Cara Membuat mp3 digital. Sekarang, Kasu menekuni sebuah buku lagi. Tetapi sekarang, ia menekuni buku Tips dan Trik Adobe Photoshop CS2.

Setelah menepuk-nepuk roknya dari debu, ia berdiri dan mulai mencari buku lagi. Kemudian ia menarik sebuah buku dari rak. Aikido, Tingkat Lanjutan

"Hmm, boleh juga..."

Kemudian ia duduk berseberangan dengan gadis tadi. Airin melirik sejenak,Wah, bukunya sudah ganti lagi... Kemudian ia menarik kacamata berwarna biru tua dari sakunya, memakainya, dan mulai membaca. Wajahnya serius. Mata birunya bergerak sangat cepat menyusuri kalimat-kalimat tersebut, saking cepatnya sampai matanya terlihat agak kabur.

Selama beberapa menit, yang terdengar hanyalah suara gesekan kertas dari halaman-halaman yang dibuka.

"Ouuh.. Wah... Hebat..."
Gumaman yang keluar dr mulut Kasu tidak jauh2 dari kata2 tersebut. Ia terkagum2 melihat bagaimana foto tersebut bisa di edit dengan cara yang tidak sulit. Kasu sangat berkonsentrasi dan terlihat tidak dapat di ganggu.

runni terpaku dengan buku yang dibacanya. ia tak menganggap dirinya di perputakaan lagi. ntah kenapa, bayangannya sekarang ada di sebuah kastil dii negerii antah berantah. llau runni berjalan-jaalan. ia melihat harry potter dan teman-temannya..

kyaa!! kya!! tokoh idolaku!!,, bisik runni kagum. TAMPAKNYA ia terlalu menghayati isi buku yang ia baca. runni semakin serius. mata cokelatnya nampak bergerak liar sesuai paragraf cerita itu. runni bahkan tidak berbicara sedkitpun,, hanya mendesah,.itupun pelan saja.

tanpa ia sadarii, seseorang memandang dirinya.

Setelah 15 menit, Airin selesai dengan buku yang dia baca. "Hanya 100 halaman, tapi berbobot sekali isinya ya!" Ia tersenyum senang karena buku yang ia baca ternyata tidak buruk.

Masih memakai kacamata biru tua-nya, Airin kembali menyusuri rak untuk mngembalikan buku tersebut sambil mencari buku lain. Ada tidak ya buku yang lain, yang tidak terlalu berat untuk dibaca. Aku ingin hiburan....

Kemudian matanya tertuju pada seorang gadis yang juga sedang asyik membaca sebuah buku, tidak kalah asyiknya dengan gadis pendiam yang tadi. Kebiasaan buruknya muncul lagi, sekali lagi ia memiringkan kepala dan melihat judul buku tersebut.

Harry Potter?

Kali ini Airin langsung menyadari perbedaan antara kedua anak perempuan ini: jalan pikir.
Jika anak yang pertama serius menekuni teknologi, yang satu ini larut dalam fantasi. Mata biru Airin tetap fokus kepada gadis-pecinta-Harry-Potter tersebut, pikirannya penuh dengan hipotesis dan analisis, mencoba menebak-nebak sifat gadis itu sebenarnya.