RP sekoLah

"Salam kenal Airin. Aku sendiri juga tidak tahu ada apa." Jawab Kasu enteng. Kerumunan yg ia maksud tidaklah terlalu ramai. Tetapi tubuh Airin yang kecil membuatnya terjatuh. Ia tidak lebih tinggi dr Kasu.

Lagi-lagi Kasu bertanya dengan lantang "Sebenarnya ada apa sih?"

Airin kemudian melihat ke meja yang jadi sumber keramaian itu, alisnya terangkat.

"Gadis itu temanmu? Kenapa... mukanya pucat sekali? Apa dia sedang sakit?" ujarnya sambil memegang salah satu sikunya, tanda kalau dia khawatir.

"Oooh... Iya, br kenalan tadi.... Gak tau juga sih..." Jawab Kasu. Sakit, hm? Kupikir wajahnya memang begitu pikirnya tanpa perasaan. Ia lalu meninggalkan kerumunan "Ke UKS aja Ryne." Katanya lantang sambil lalu

Wah, dingin sekali orang yang tadi itu... Tapi katanya dia memang baru kenal kan? Mungkin dia juga sebetulnya khawatir, cuma karena dia belum kenal betul dia juga tidak bisa berbuat terlalu jauh ya, nanti dikira suka ikut campur... Ohya, siapa tadi namanya?

Ia baru ingat kalau ia belum menanyakan namanya, dan langsung berlari keluar kelas mencari gadis itu. Namun gadis itu sudah pergi menjauh. Airin bermaksud mengejar, tapi ia teringat bahwa adik-adik kelasnya sudah menunggu di klub Kyudo.

Akhirnya ia memutuskan untuk berteriak pada gadis itu, "Sampai jumpa lagi ya! Aku tidak tahu namamu, tapi lain kali beri tahu aku ya kalau kita bertemu lagi!"

Ia melambai sebentar, kemudian dengan riang ia berlari ke klub Kyudo sambil menggumamkan lagu yang ceria. Tidak peduli kalau orang-orang di sekitarnya menatapnya dengan heran.

--
OOT: aduh, diantara orang" itu nggak ada c Kasu dan yang lain kok Icchan! Ku nggak ngendaliin karaktermu kok~ XD

nampaknya ada gadis kecil baru muncul. runni mencuri dengar percakapan orang itu dengan kasu. ehh.. SMA?? kok kecil y?,, pikir runni sedikit linglung. ia memutuskan untuk menghampiri anak itu, dan menyapanya.

"hei, kamu siapa? oya, mau bantu aku bujuk gadis itu untuk ke uks?" tanya runni sembari menunjuk ryne yg pucat. runni menunggu jawaban si gadis pendek.. eh mungil. ia mendengar bahwa nama anak itu airin.

Langkahnya terhenti saat seorang gadis menyapanya dengan ramah dan ia meminta Airin untuk membujuk temannya itu ke UKS.

"Err, sebetulnya aku mau ke klub Kyudo sih, tapi ruang klub dan UKS searah kan? Oke, aku akan coba bantu!" Ia tersenyum senang karena baru kali ini dia dimintai bantuan. Selama ini tidak ada yang memperhatikannya karena tubuhnya yang mungil (dia masih 14 tahun sih) tidak membuatnya kelihatan seperti anak kelas 3 SMA.

"Ngomong-ngomong, namamu siapa?" ia bertanya pada gadis di sampingnya itu. Gadis itu tidak lebih tinggi darinya, hampir sepantar hanya dia agak lebih kecil lagi.

sepertinya anak kelas 7.....

"hehe, ayo!! makasi udah mau bantu!" kata runni sambil tersenyum manis.

"ah? aku?--akU? namaku firazyinta leanietyis furumarunni,, err--ya saya tau! panjang banget. makanya, call me runni" jawab runni raamah. ia lalu berfikir.

"eh, betewe, gmana caranya ngebujuk ryne y?" tanya runni sedikit bingung.
"kamu punya ide?" llanjutnya

Airin berhenti sejenak, dahinya berkerut sedikit tnada dia sedang berfikir.
"Kalau kamu meminta bantuanku untuk membujuknya, berarti temanmu itu cukup keras kepala ya Run? Mungkin dia tipe orang yang tidak mau merepotkan orang lain..."

Dia berhenti sejenak, lalu mengangkat bahu, "Bagaimana kalau kita bicara baik-baik dengannya, bujuk dia pelan-pelan supaya dia bisa ceritakan masalahnya? Mungkin selain tidak enak badan ada alasan lainnya kenapa ia tidak mau ke ruang UKS?"

runni termenung sejenak. iasedang berfikir. dan, menurutnya ide airin cukup bagus.
"oh, okelah kalau itu yang kamu mau!!" kata runni sambil mengangkat bahu. ia juga bingung sebanrnya,

"nampaknyaa gadis ini keras kepala jg. kesannya cool. sangat cool,, tapi daritadi diem mulu.. aku ga ngerti dia." jawab runni sambil melihat ke arah ryne.

"Hmm, dia sudah minum obat belum? Lumayan kan, kalau sudah mungkin sebentar lagi juga sembuh... Namun untuk jaga-jaga, kita bujuk saja dia dulu" ujarnya sambil tersenyum kecil.

Sifatnya itu agak mirip denganku dulu, selalu ingin mandiri... tapi akhirnya aku sadar kalau manusia tidak bisa hidup sendiri...

Pikirannya menerawang, senyum sedih terlihat di wajahnya. Ia sedikit teringat masa lalunya, namun dia buru-buru menggelengkan kepalanya dan mencoba tidak memikirkannya lagi.

Ayah, ibu, kalau kalian masih hidup... bagaimana ya hidupku sekarang?

Yuugo berjalan sambil memanggul tas ransel dengan sebelah tangannya. Roti untuk sarapan yang dia 'curi' dari meja makan dirumahnya baru saja habis.

Awalnya sih dia pingin langsung masuk kedalam kelasnya, tapi...didepan kelas yang 'sepertinya memang kelasnya' itu, tampak 3 orang cewek.

"Kayaknya nggak ada guru nih" gumamnya dalam hati. Tapi dia terus berjalan melewati cewek-cewek tadi.

Kasu mendengar Airin berteriak, bersayonara. Kasu hanya tersenyum tipis. Huh... Ya sudah. Aku mau pergi saja. Lebih baik berjalan2 mengitari sekolah drpd memperhatikan Ryne-yg-terlihat-sakit-padahal-tidak-sakit itu Batin Kasu. Kasu melihat Airin dan Runni sedang bercakap2. Apa urusanku? Sudah ah Kasu berjalan santai ke kelas lain, melihat2.

Kuro-chan wrote:"Hmm, dia sudah minum obat belum? Lumayan kan, kalau sudah mungkin sebentar lagi juga sembuh... Namun untuk jaga-jaga, kita bujuk saja dia dulu" ujarnya sambil tersenyum kecil.

Sifatnya itu agak mirip denganku dulu, selalu ingin mandiri... tapi akhirnya aku sadar kalau manusia tidak bisa hidup sendiri...

Pikirannya menerawang, senyum sedih terlihat di wajahnya. Ia sedikit teringat masa lalunya, namun dia buru-buru menggelengkan kepalanya dan mencoba tidak memikirkannya lagi.

Ayah, ibu, kalau kalian masih hidup... bagaimana ya hidupku sekarang?

"ngg~ kayaknya dia belum minum obat deh.." kata runni hati-hati. "oke! kita harus bujjuk dia!!~" lanjutnya.

runni melihat tiba-tiba mata airin menerwaang. hei, apa yang dipikirkan anak itu??,, pikir runni penasaran. runni punya kemampuan untuk menebak isi pikiran orang-orang walau kadang tebakannya tidak selalu tepat.

"hei! kamu sedang memikirkan orangtuamu ya??" tebak runni jitu.

"Hei, kau sedang memikirkan orangtuamu ya?"

Airin berjengit, wajahnya terlihat kaget. Tapi hanya untuk sesaat saja, karena entah kenapa ia sudah terbiasa dengan hal-hal aneh sejak kecil. Bahkan kematian orangtuanya yang 'disengaja' oleh orang lain pun sudah terkesan biasa baginya. Ia tersenyum lemah ke arah gadis luar biasa di sampingnya.

"Begitulah... maaf ya... Aku tidak sengaja..."

Aku harus tetap kuat...

"Jangan kayak anak kecil"
Kasu berkata dari kejauhan. Ia berbicara kepada Airin. "Kamu itu harus kuat" Katanya sambil berbalik arah. Kasu menghampiri Airin sambil menepuk bahunya. "Bisa kutebak, kalau kelas ini dapat membuatmu melupakannya" Ucap Kasu berusaha menghibur.

Airin terperangah, kini ada dua gadis yang menghiburnya. Bahkan gadis yang dikiranya dingin itu pun punya cara tersendiri untuk membuatnya merasa lebih baik. Selama ini tidak ada yang pernah sebaik ini padanya, membuat Airin tidak tahu lagi harus berkata apa.

Tanpa terasa air mata mengalir di pipinya, namun ia tidak terpaku begitu saja. Dengan kekanakan ia mengucek matanya yang berair, menghapus air matanya. Kemudian, ia tersenyum lebar, tulus dari hatinya. Wajahnya 3 kali lebih ceria dari sebelumnya.

"Terima kasih, teman-teman!"

-*-*-
Oot: jadi kayak drama nih, sori ya~ ^^; *plot yang cheesy abis*

Airin membuat Kasu gemas. Aiii... Dasar kayak anak kecil~~~ Batinnya gemas. Tapi Kasu hanya menyunggingkan senyum lalu masuk lagi ke kelas. Dan mulai menggambar lagi di samping Ryne yg masih 'dirubung' seseorang.

"Ehm, makasih yah kalian berdua... Eh, sekarang bagaimana ya kita membujuknya Run? Kayaknya gadis itu belum cukup membaik deh...."

Alisnya berkerut, khawatir.
Gadis pucat itu benar-benar kelas kepala.

"Hmm, gimana kalau kita pancing pakai makanan? Siapa tau dia mau ikut kita ke Uks! Hehe..."
Dia tersenyum konyol. Airin, Airiin... Mana ada yang orang yang mau dipancing pakai makanan?? Kecuali Airin tentunya...

Dasar gadis berpikiran aneh....

-----------------------------------------------------------------------------------------
oot lagi: yang aneh sebetulnya yang nulis~

Kasu melihat Runni dan Airin kembali bercakap2. Kasu hanya menghela napas panjang. Sayup2 terdengar usulan dr Airin.
"... gimana.... pancing... makanan... ikut... kita... uks..."
Kasu ngakak mendengarnya. Keras sekali. Mungkin Airin dan Runni dengar.

"Kyaahahahahahaa!"
Terdengar suara tawa yang keras, sangat keras sampai-sampai orang orang lain sempat mengalihkan perhatiannya sebentar. Termasuk Airin.

Haaah??? kenapa dia.... tiba-tiba ketawa....
Tapi dia baru sadar kalau ternyata yang ditertawakannya, tidak lain dan tak bukan, adalah dirinya sendiri.

"Hwaaaa! Jangan begitu dong!! Aku serius nih!" ujarnya geram.
Benar-benar polos... gadis yang satu ini..... bahkan dia tidak merasa malu sedikitpun. Setitik pun.

Dia benar-benar berpikir idenya bagus?!
Orang ini polos, jenius, atau idiot sih sebetulnya...?

---------------------------------------------------------------------------------------
oot: *authornya sedang berguling-guling di lantai, ngakak juga*
XD

Kasu berteriak "HEI! MANA MUNGKIN DIA MAU DIPANCING SAMA MAKANAN HAAA????" Polos amat sih anak satu ini Kasu masih tergelak. Aiii... Airin polos benget siiih Batin Kasu sambil menenangkan dirinya yang sekarang jatuh bersama kursinya dilantai. Ia terlalu banyak tertawa.

oot: *perhatian: tolong hentikan authornya dari tertawa berlrbihan atau kantung ketawanya bisa rusak* XDD
-----------------------------------------------------------------------------------------

Gubrak!
Kasu jatuh ke lantai, tertawanya makin keras~

Airin makin dongkol.

"Hmp-mph!! Ada kok! Kalau aku mau-mau saja tuh!" balasnya tanpa ampun (atau tanpa ragu?) XD. Pipinya menggembung, ngambek. Tangannya bersedekap di depan dadanya, tanda orang sedang defensif.

Ia tidak sadar bahwa mungkin (atau pasti?) ucapannya itu membuat Kasu tertawa MAKIN keras.

Memang benar.
Kasu tertawa makin keras.
Sekarang ia berguling2 di lantai sambil ngakak. Ia sudah dikira orang gila dengan sukses. Sesekali Kasu menunjuk Airin. Tampak ingin mengatakan sesuatu, tetapi kemudian tawanya meledak lagi. Agaknya itu membuat Airin marah.

Huuuu---uuuuhhh!!

Pipi Airin kini mengembung dengan besar, seperti kantung pipi seekor tupai (pernah liat?).
Tidak sabar lagi, dengan emosi ia memukul meja di sebelahnya dengan posisi tangan aikido.

"HYAAAH!!!"

KRAK!!

Orang-orang kaget.
Ternyata.
Mejanya.
Belah.
Jadi.
Dua??!!!
(dengan sempurna.... simetris!)

Rupanya, darah yakuza Airin kambuh lagi. Wjahnya garang.
Matanya berubah warna jadi indigo tua. Wajah-sangat-bukan-Airin-sekali.

Namun dengan segera wajahnya kembali jadi seperti biasa lagi. Ia terlihat bingung dan panik sekali, seakan hal tersebut benar-benar tidak boleh terjadi.

"A, a--aku... aku--" ia tergagap.
Keringat bercucuran di dahinya.


"Aku... harus pergi!"


Kemudian ia segera keluar dari kelas, berlari secepat yang ia bisa.

-*-*-
oot: saatnya opp~ da-dah~

Kasu bengong melihatnya. Weleeeh... Orang memang sedang bercanda kok marah?
Lalu...
Kasu membenarkan mejanya dengan selotip!
Wadehel ar si duin?
Kasu cuek saja. Mungkin ia sudah dicap orang gila dengan sukses.
However, Kasu tidak pernah punya niat membalas Airin.
Tetapi ia berteriak "SIAPAPUN YANG MENERTAWAIKU, SILAKAN SAJA. TAPI JIKA KALIAN MAU JAHIL SEPERTI INI, AKU PERNAH BELAJAR KARATE! HATI2!!!"