((OOC: semua boleh masuk, tapi pelan aja ya, soalnya saya ngga biasa RP cepet2))
Setting: Perpustakaan sekolah
Timeline: sekitar jam 9:30 pagi
Jari-jari Lex sibuk menelusuri bagian punggung buku-buku-- well, yang mungkin membuat informasi tentang... apa sajalah. Yeah-- Lex tidak ada mood untuk berpijak di perpustakaan, namun pemuda ini tetap memaksakan diri. Matanya sudah agak rabun menatap tulisan kecil-kecil dari kamus yang tebal. Gothca! Jari telunjuknya berhenti di punggung sebuah buku yang bertuliskan Le Voyage Dans La Lune. Yeah-- buku tentang... err-- kalau tidak salah, pernah ada film-nya pada tahun 1902. Seseorang pernah cerita padanya-- namun Lex lupa siapa. Jarinya merambat menuju kepala buku, perlahan menariknya, kemudian menidurkan buku itu di telapak tangannya. Agak rapuh-- nampaknya buku itu sudah sangat lama. Nampak usang dan sedikit berdebu. Uh-- ternyata Lex berada di rak dimana buku-buku kuno berada. Sejenak mata birunya mengerling ke rak buku, kemudian kembali berpaling pada buku yang ada digenggamannya. Entah kenapa Lex merasa tertarik, pemuda ini membawanya ke salah satu meja.
Well-- untuk pertama kalinya Lex menggenggam buku kuno. Lembar demi lembar Lex membuka buku itu-- tidak satu pun tulisan dapat dibacanya. Lex merogoh saku celananya, dan mendapati sebuah bolpoin dengan tinta biru. Tangan kirinya menarik sebuah kertas putih polos yang nampaknya tidak terpakai. Lex menatap lembaran buku kuno itu lekat-lekat-- tidak banyak tulisan dapat dibacanya, namun Lex tetap menyalin tulisan yang nampak dimatanya. Dan sekarang penanya meliuk dengan indahnya di atas kertas putih polos yang sudah dinodai oleh tinta penanya yang berwarna biru keunguan itu.
Setting: Perpustakaan sekolah
Timeline: sekitar jam 9:30 pagi
Jari-jari Lex sibuk menelusuri bagian punggung buku-buku-- well, yang mungkin membuat informasi tentang... apa sajalah. Yeah-- Lex tidak ada mood untuk berpijak di perpustakaan, namun pemuda ini tetap memaksakan diri. Matanya sudah agak rabun menatap tulisan kecil-kecil dari kamus yang tebal. Gothca! Jari telunjuknya berhenti di punggung sebuah buku yang bertuliskan Le Voyage Dans La Lune. Yeah-- buku tentang... err-- kalau tidak salah, pernah ada film-nya pada tahun 1902. Seseorang pernah cerita padanya-- namun Lex lupa siapa. Jarinya merambat menuju kepala buku, perlahan menariknya, kemudian menidurkan buku itu di telapak tangannya. Agak rapuh-- nampaknya buku itu sudah sangat lama. Nampak usang dan sedikit berdebu. Uh-- ternyata Lex berada di rak dimana buku-buku kuno berada. Sejenak mata birunya mengerling ke rak buku, kemudian kembali berpaling pada buku yang ada digenggamannya. Entah kenapa Lex merasa tertarik, pemuda ini membawanya ke salah satu meja.
Well-- untuk pertama kalinya Lex menggenggam buku kuno. Lembar demi lembar Lex membuka buku itu-- tidak satu pun tulisan dapat dibacanya. Lex merogoh saku celananya, dan mendapati sebuah bolpoin dengan tinta biru. Tangan kirinya menarik sebuah kertas putih polos yang nampaknya tidak terpakai. Lex menatap lembaran buku kuno itu lekat-lekat-- tidak banyak tulisan dapat dibacanya, namun Lex tetap menyalin tulisan yang nampak dimatanya. Dan sekarang penanya meliuk dengan indahnya di atas kertas putih polos yang sudah dinodai oleh tinta penanya yang berwarna biru keunguan itu.